Tips AB Testing Copy Tips AB Testing Copy

10 Tips A/B Testing Copy yang Efektif

Tips A/B testing copy menjadi salah satu cara untuk meningkatkan performa kampanye digital. A/B testing perlu dilakukan untuk memastikan performa iklan yang dibuat sudah sesuai dengan harapan. 

Dengan A/B testing, kamu bisa membandingkan dua versi copy yang berbeda dan melihat mana yang lebih efektif. Oleh karena itu, pemahaman mengenai A/B testing menjadi hal yang sangat penting bagi seorang digital marketer maupun copywriter. 

Pada kesempatan kali ini kami akan mengupas tuntas seputar tips A/B testing copy yang efektif untuk mengoptimalkan iklan digital. Simak penjelasannya sampai akhir.

Apa Itu A/B Testing?

A/B testing atau pengujian terpisah adalah metode eksperimen dalam dunia pemasaran yang memungkinkan kamu membandingkan dua konten atau elemen kampanye untuk melihat mana yang lebih efektif.

Secara sederhana, kamu membagi audiens menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapatkan versi A dari konten, sedangkan kelompok lainnya mendapatkan versi B. Dari situ, kamu bisa melihat mana yang menghasilkan hasil yang lebih baik.

Nah, A/B testing sangat berguna untuk berbagai jenis elemen dalam kampanye pemasaran, mulai dari halaman web, buletin email, baris subjek, desain visual, hingga aplikasi. Tujuannya untuk mengetahui versi mana yang bekerja lebih baik dalam hal menarik perhatian atau menghasilkan konversi.

Keunggulan dari pengujian terpisah ini yaitu menghilangkan unsur spekulasi atau perasaan dalam menentukan bagaimana konten pemasaran digital kamu seharusnya disusun dan disajikan.

Pengujian A/B dalam Pemasaran

A/B testing adalah cara pengujian elemen-elemen dalam kampanye pemasaran. Beberapa elemen yang bisa diuji, antara lain;

  • Baris subjek
  • CTA (Call to Action)
  • Judul
  • Font dan warna
  • Gambar produk
  • Grafik blog
  • Salinan isi
  • Navigasi
  • Formulir keikutsertaan

Daftar di atas hanya beberapa contoh yang bisa kamu uji dalam kampanye pemasaran. Tergantung dari jenis kampanye yang kamu jalani, elemen yang diuji bisa sangat bervariasi. 

Misalnya, kalau kamu lagi fokus pada kampanye email, mungkin grafik blog bukan sesuatu yang perlu kamu uji. Tapi kalau kamu punya landing page, font dan warna bisa menjadi elemen penting buat diuji.

Apa Saja yang Termasuk dalam Pengujian A/B?

Supaya pengujian A/B kamu sukses, ada beberapa hal yang perlu kamu siapkan. Berikut penjelasan selengkapnya. 

Kampanye yang Akan Diuji

Pertama, kamu harus punya kampanye pemasaran yang udah jalan, misalnya buletin email, halaman arahan, atau kampanye media sosial. Untuk contoh ini, kita ambil kampanye email.

Elemen yang Ingin Diuji

Setelah kamu punya kampanye yang aktif, langkah selanjutnya adalah memilih elemen yang ingin diuji. Misalnya, kalau kamu hendak menguji kampanye email, kamu bisa mulai dari baris subjek. Tapi sebenarnya, kamu bisa uji apa saja, dari ukuran font sampai warna tombol CTA.

Namun yang perlu diingat, kalau kamu mau hasil yang akurat, pastikan hanya uji satu elemen pada satu waktu. Hal ini penting untuk diperhatikan agar kamu bisa mengetahui elemen mana yang benar-benar memberikan hasil berbeda secara signifikan.

Baca Artikel Lainnya  10 Cara Membuat Headline Artikel yang Menarik Minat Baca

Sasaran yang Ingin Dicapai

Punya sasaran yang jelas adalah kunci. Jangan cuma uji A/B karena iseng, tapi pastikan kamu punya tujuan yang jelas. Idealnya, pengujian A/B harus berhubungan sama target pendapatan. Misalnya, kamu mau lihat kampanye mana yang lebih berdampak terhadap penjualan atau pendaftaran.

Buat melacak keberhasilannya, kamu perlu pilih metrik yang tepat, seperti jumlah penjualan, pendaftaran, atau klik. Dengan begitu, kamu bisa benar-benar tahu apakah perubahan yang kamu buat memberikan dampak yang signifikan atau enggak.

Tips Pengujian A/B dari Pakar Pemasaran

Meski terlihat rumit, A/B testing sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah. Berikut beberapa tips A/B testing copy dari para pakar pemasaran yang perlu diketahui:

Tentukan Tujuan dan Metrik dengan Jelas

Sebelum kamu memulai A/B testing, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan tujuan dan metrik yang jelas. 

Noel Griffith, seorang Chief Marketing Officer (CMO) di Supply Gem, menekankan pentingnya memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang ingin kamu capai dan bagaimana kamu akan mengukur kesuksesan dari pengujian tersebut.

Misalnya, jika kamu sedang menguji dua versi baris subjek email yang berbeda, tujuan kamu mungkin untuk meningkatkan rasio buka email. 

Dengan menetapkan tujuan ini secara jelas dan menetapkan metrik tertentu untuk mengukur keberhasilan (misalnya, peningkatan rasio buka sebesar 10%), maka kamu dapat mengevaluasi performa setiap varian dengan lebih efektif dan mengambil keputusan yang berbasis data.

Selain itu, memiliki tujuan yang jelas juga membantu kamu menghindari kesimpulan yang salah dari data yang dihasilkan. Hal ini sangat penting agar strategi pemasaran bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik.

Uji Satu Hal dalam Satu Waktu

Kamu mungkin pernah tergoda untuk menguji beberapa elemen sekaligus dalam satu A/B testing. Namun, menurut Hanna Feltges, manajer pemasaran pertumbuhan di Niceboard, hal ini sebaiknya dihindari.

Dalam setiap pengujian A/B, pastikan kamu hanya menguji satu elemen dalam satu waktu. Misalnya, jika kamu ingin menguji penempatan tombol dalam email, pastikan satu-satunya perbedaan antara kedua email ini adalah penempatan tombol tersebut.

Dengan cara ini, kamu dapat memastikan bahwa hasil pengujian valid dan tidak terpengaruh oleh variabel lain yang tidak kamu uji. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa data yang kamu kumpulkan benar-benar merefleksikan perubahan yang kamu lakukan, bukan faktor lainnya.

Mulailah dengan Hipotesis

Sebelum mulai melakukan A/B testing, ada baiknya kamu memiliki hipotesis yang ingin kamu uji. Tujuan dari setiap pengujian A/B adalah untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar atau salah. 

Misalnya, jika kamu ingin menguji dua versi baris subjek email, hipotesismu bisa saja seperti ini: “Baris subjek yang menyertakan nama depan penerima akan menghasilkan rasio buka yang lebih tinggi daripada baris subjek tanpa nama.”

Dengan hipotesis yang jelas, kamu bisa menjalankan pengujian dengan lebih terarah dan mengevaluasi hasilnya dengan lebih tepat. Jangan lupa, pengujian A/B bukan tentang menarik kesimpulan cepat, tapi tentang mendapatkan hasil yang tepat dan spesifik.

Lacak Detail Pengujian

Agar pengujian A/B kamu lebih terorganisir dan hasilnya lebih bisa dipertanggungjawabkan, penting untuk melacak semua detail pengujian. 

Dave VerMeer, pendiri Name Pepper, merekomendasikan untuk menyimpan catatan tentang durasi pengujian, jenis pengujian, serta metrik yang kamu ukur dalam sebuah spreadsheet.

Baca Artikel Lainnya  5 Tips Membuat Copywriting untuk Meningkatkan Penjualan

Melacak detail ini memungkinkan kamu untuk melihat tren dari pengujian-pengujian yang sudah kamu lakukan dan menyesuaikan strategi ke depan berdasarkan hasil-hasil tersebut. Selain itu, langkah ini juga membantu kamu menetapkan ekspektasi yang realistis dan memahami mengapa hasil tertentu muncul.

Lakukan Pengujian Secara Rutin

A/B testing tidak cukup dilakukan sekali atau dua kali. Gabriel Gan, kepala editorial In Real Life Malaysia, menyarankan agar kamu melakukan pengujian secara berkala hingga kamu mengetahui apa yang benar-benar efektif untuk audiens.

Misalnya, jika kamu melakukan pengujian pada email, jangan berhenti setelah satu kali pengujian. Lakukan beberapa kali hingga kamu menemukan formula yang paling sukses.

Dengan melakukan pengujian secara rutin, kamu bisa mengidentifikasi apa yang disukai oleh audiens dan terus memperbaiki strategi pemasaran berdasarkan temuan-temuan tersebut.

Fokus pada Area Berdampak Tinggi

Tidak semua elemen dalam kampanye pemasaran perlu diuji. Joe Kevens, direktur pembangkitan permintaan di PartnerStack, menyarankan untuk menggunakan A/B testing secara strategis.

Artinya, fokuslah pada elemen-elemen yang memiliki dampak signifikan pada hasil bisnis, seperti tata letak beranda, halaman demo, atau pesan utama dalam kampanye.

Dengan begitu, kamu bisa memaksimalkan manfaat dari pengujian A/B dan memastikan bahwa upaya yang kamu lakukan benar-benar membawa dampak positif bagi bisnis.

Gunakan Segmentasi dalam Pengujian

Dalam A/B testing , jangan hanya terbatas pada satu set parameter audiens. Brian David Crane, pendiri Spread Great Ideas, merekomendasikan penggunaan segmentasi untuk mengidentifikasi mikro elemen yang paling efektif. 

Misalnya, kamu bisa mengelompokkan audiens berdasarkan demografi atau perilaku, kemudian melakukan pengujian A/B pada setiap segmen.

Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan wawasan yang lebih terperinci dan menyesuaikan strategi untuk setiap segmen audiens, sehingga hasilnya lebih maksimal.

Untuk mempermudah proses pengelompokkan audiens, kamu bisa memanfaatkan fitur canggih dari Adsumo. Dengan berlangganan Adsumo, kamu bisa menemukan ratusan interests, behaviours, demografi hanya dengan sekali klik. 

Perhatikan Konversi Mikro

Dalam pengujian A/B, kita sering kali fokus pada konversi makro, seperti penjualan atau pendaftaran. Namun, Laia Quintana, kepala pemasaran di TeamUp, menekankan pentingnya memperhatikan konversi mikro, yaitu tindakan-tindakan kecil yang dilakukan pengguna sebelum menyelesaikan konversi makro.

Dengan memperhatikan konversi mikro, kamu bisa mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang perilaku pengguna dan mengidentifikasi hambatan yang mungkin ada dalam jalur konversi.

Uji Lima Versi Iklan LinkedIn

Saat menjalankan Iklan LinkedIn, Hristina Stefanova, kepala operasi pemasaran di Goose’n’Moose, menyarankan untuk memulai kampanye dengan lima versi iklan yang berbeda. Ubah satu variabel saja pada setiap versi untuk mendapatkan hasil pengujian yang valid.

Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui iklan mana yang paling efektif dan kemudian fokus pada elemen-elemen yang memberikan hasil terbaik.

Pengujian SEO A/B dengan Grup Kontrol dan Pengujian

Dalam dunia SEO, A/B testing bisa menjadi tantangan tersendiri karena banyaknya variabel yang perlu dipertimbangkan. 

Ryan Jones, manajer pemasaran di SEOTesting, menyarankan agar kamu memastikan grup kontrol dan grup pengujian URL kamu memiliki karakteristik yang serupa.

Dengan cara ini, kamu bisa meminimalkan variabel yang bisa mengacaukan hasil pengujian dan mendapatkan data yang lebih akurat untuk membuat keputusan.

Tertarik Menerapkan Tips A/B Testing Copy?

Kalau kamu ingin meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran, menerapkan tips A/B testing copy adalah kuncinya. Dengan menguji elemen-elemen seperti baris subjek, CTA, atau font, kamu bisa menemukan kombinasi yang paling efektif untuk mencapai sasaran kamu. 

Ingat, fokus pada satu elemen dalam setiap pengujian dan pastikan kamu punya tujuan yang jelas. Selain itu, jangan lupa untuk menentukan target audiens yang tepat. 

Kamu bisa memanfaatkan fitur audience targeting dari Adsumo karena fitur tersebut bisa membantu kamu menemukan audiens yang tepat berdasarkan ketertarikan, demografi, dan lain sebagainya. 

Tertarik dengan fitur canggih dari Adsumo? Cek informasi selengkapnya di Adsumo.co sekarang juga!