Strategi Marketing B2B Strategi Marketing B2B

7 Strategi Marketing B2B yang Tepat dan Efektif

Dalam pemasaran, kita mengenal istilah marketing B2B dan B2C. Keduanya memiliki konsep yang berbeda, sehingga bagi para pemasaran maupun pemilik usaha perlu mempelajarinya terlebih dahulu sebelum menentukan hendak menggunakan strategi pemasaran yang mana. 

Menurut penjelasan di Hubspot, pemasaran B2B yang efektif cukup sulit. Sebab, perlu ada kreativitas, anggaran yang cukup, dan strategi yang tepat. 

Tapi, penentu terbesar dari kesuksesan pemasaran ini yaitu audiens kamu. Nah, pada artikel Adsumo kali ini, kami akan mengupas tuntas seputar marketing B2B. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini. 

Apa Itu Marketing B2B?

Sumber: Freepik

B2B merupakan singkatan dari business to business yaitu sebuah model bisnis di mana bisnis menjual produk atau layanan ke perusahaan lain, bukan ke konsumen langsung. 

Berbeda dengan pemasaran B2C (Business to Consumer), yang berfokus pada konsumen akhir, B2B lebih fokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan perusahaan atau bisnis lain. .

Proses pemasaran B2B sering kali melibatkan keputusan yang kompleks dan memakan waktu. Sebab, klien bisnis biasanya membutuhkan lebih banyak informasi, evaluasi, dan pembahasan sebelum melakukan pembelian. 

Produk atau layanan yang dipasarkan dalam B2B umumnya berhubungan dengan kebutuhan operasional, seperti perangkat lunak, bahan baku, alat produksi, atau layanan konsultasi.

Strategi pemasaran B2B mencakup berbagai pendekatan, seperti content marketing, email marketing, SEO, dan acara industri. Fokus utamanya adalah menunjukkan nilai tambah, efisiensi, atau solusi yang dapat meningkatkan produktivitas atau profitabilitas bisnis klien.

Dengan memahami kebutuhan target pasar dan memberikan solusi yang relevan, marketing B2B memiliki peran penting dalam membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan.

Strategi Marketing B2B

Penerapan strategi marketing B2B sedikit berbeda dengan marketing B2C karena target marketnya berbeda. Mengutip dari Hubspot, berikut ini langkah-langkah strategi marketing B2B yang bisa kamu terapkan. 

Memahami Customer Journey

Sebelum menerapkan strategi pemasaran B2B, kamu perlu memahami perjalanan pembeli atau customer journey terlebih dahulu. 

Dengan melakukan langkah ini, maka kamu bisa membuat dan menerapkan strategi pemasaran yang memenuhi prospek di setiap tahap proses pembelian mereka. Sebab, harga B2B lebih tinggi dibandingkan dengan B2C, sehingga customer akan lebih lama dalam berpikir sebelum melakukan pembelian. 

Secara umum, customer journey dalam pemasaran B2B dibagi menjadi tiga tahap, antara lain:

  1. Tahap kesadaran: calon pelanggan mulai menyadari adanya masalah dan mulai mendidik diri mereka sendiri. 
  2. Tahap pertimbangan: calon customer mulai meneliti solusi untuk masalah mereka. 
  3. Tahap keputusan: calon customer siap melakukan pembelian atau secara resmi mulai proses pembelian. 
Baca Artikel Lainnya  7 Faktor yang Mempengaruhi Average CPM Cost Facebook

Setelah memahami customer journey, gunakan kesempatan untuk membuat peta perjalanan pelanggan untuk perusahaan kamu atau jika kamu seorang pemasar baru di perusahaan BCB, mintalah peta perjalanan pelanggan sebagai referensi. 

Lakukan Identifikasi Target Pasar dan Target Audiens

Sumber: Freepik

Setelah memahami customer journey, kini saatnya kamu mulai memahami siapa yang akan menjadi target pasar dan target audiens kamu. 

Caranya, tentukan terlebih dahulu target pasar kamu. Untuk perusahaan B2B, kamu bisa mengidentifikasi perusahaan target terlebih dahulu. 

Setelah itu, tentukan target audiens yaitu prospek manusia tertentu yang mencari produk atau layanan kamu. Identifikasi bisa dilakukan menggunakan data demografi dan psikografi untuk mengetahui audiens prospek. 

Kamu bisa melakukan target pasar dan target audiens dengan mudah menggunakan Adsumo. Sebab, di Adsumo terdapat fitur targeting audience yang bisa digunakan untuk mencari ribuan interest, behaviour, dan demografi. 

Dengan melakukan riset audiens, maka kamu bisa membuat persona pembeli dan profil pelanggan. Pada akhirnya, data-data pelanggan membantu kamu dalam memahami cara mereka membuat keputusan pembelian dan channel pemasaran mana yang cocok untuk mereka. 

Memilih Marketing Mix dengan Tepat

Apabila sudah memahami target pasar dan target audiens yang ingin dituju, kini saatnya kamu mulai membangun strategi marketing B2B yang dibuat khusus untuk target audiens. Mulailah dengan mengidentifikasi marketing mix 4P berikut ini:

  1. Produk: produk apa yang akan kamu jual. 
  2. Harga: berapa biaya produk tersebut. 
  3. Tempat: tempat produk tersebut akan dijual. 
  4. Promosi: tempat pelanggan mengetahui produk tersebut. 

Dengan menetapkan 4P, maka kamu bisa membuat strategi pemasaran yang lebih luas. Strategi ini memadukan semua informasi yang baru kamu temukan tentang calon pelanggan dengan informasi yang sudah kamu ketahui sebelumnya. 

Membuat Rencana Marketing B2B dan Strategi Pemasaran yang Tepat

Setelah kamu mengidentifikasi marketing mix, kamu bisa mendalaminya lebih jauh dengan membuat rencana pemasaran dan strategi pemasaran yang tepat. 

Strategi pemasaran memadukan kondisi pasar dengan tujuan perusahaan kamu dan rencanakan pemasaran yang bisa ditindaklanjuti dengan saluran dan metrik tertentu. 

Kamu perlu menguraikan ringkasan dan target pasar perusahaan kamu, kemudian memutuskan di mana kamu akan mempromosikan bisnis tersebut. 

Dalam menjalankan pemasaran B2B, terdapat beberapa strategi yang bisa kamu terapkan. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu coba:

  • Strategi untuk situs web: pemasaran konten, blog, dan SEO. 
  • Strategi untuk profil media sosial: pemasaran media sosial, iklan media sosial, pemasaran video pendek. 
  • Strategi untuk buletin pemasaran email: pemasaran email dan pembinaan prospek. 
  • Strategi untuk acara dan konferensi industri: pemasaran acara dan pemasaran pameran dagang. 
Baca Artikel Lainnya  6 Cara Mengatasi Ad Fatigue Facebook agar Iklan Kembali Powerfull

Lakukan Analisis Kompetitor

Kamu juga perlu melakukan analisis kompetitif. Telurusir pasar dan lihat bisnis mana yang memasarkan produknya kepada target audiens. 

Pelajari apa yang sedang mereka lakukan saat ini, apakah kompetitor memiliki situs web, dan analisis lainnya. Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut saat melakukan analisis kompetitor, seperti berikut:

  • Penawaran produk pesaing. 
  • Taktik dan hasil penjualan pesaing. 
  • Konten pemasaran pesaing dan kehadiran media sosial. 

Dengan mendapatkan umum tentang hal-hal di atas, maka kamu bisa dengan mudah dalam menyusun analisis SWOT. 

Tentukan Posisi Merek Kamu

Berikutnya, strategi marketing B2B yaitu tentukan posisi merek kamu di pasar. Langkah ini akan membantu kamu membangun citra merek yang konsisten. Dengan langkah ini, maka merek kamu akan lebih mudah diterima. 

Jelajahi Saluran Pemasaran yang Akan Digunakan

Terakhir, jangan lupa untuk mempelajari saluran pemasaran yang akan digunakan. Kamu harus menentukan saluran yang tepat dan sesuai dengan tujuan marketing kamu. 

Saluran pemasaran juga bisa ditentukan berdasarkan segmen pelanggan kamu. Dengan demikian, marketing B2B lebih optimal. 

Marketing B2B vs Marketing B2C

Marketing B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) memiliki tujuan yang sama, yaitu menjual produk atau layanan, tetapi keduanya berbeda dalam pendekatan, target audiens, dan prosesnya.

Pada marketing B2B, target audiensnya adalah perusahaan atau organisasi. Proses pengambilan keputusan cenderung lebih panjang dan melibatkan banyak pihak, seperti manajer atau tim pembelian. 

Konten dalam B2B biasanya lebih fokus pada solusi, efisiensi, dan manfaat jangka panjang. Strategi seperti whitepaper, studi kasus, atau webinar sering digunakan untuk meyakinkan calon klien. Contoh B2B adalah penyedia perangkat lunak manajemen perusahaan yang menjual ke korporasi.

Sementara itu, marketing B2C berfokus pada konsumen individu. Proses pengambilan keputusan lebih cepat karena biasanya melibatkan kebutuhan atau emosi pribadi. 

Dalam B2C, promosi cenderung bersifat emosional, dengan fokus pada hiburan, gaya hidup, atau pengalaman. Media sosial, iklan, dan diskon adalah taktik umum. Contohnya adalah brand pakaian yang menjual langsung ke konsumen melalui toko online.

Perbedaan utama lainnya terletak pada volume transaksi. Dalam B2B, satu transaksi bisa bernilai besar dan berdampak jangka panjang, sedangkan B2C cenderung berorientasi pada volume penjualan dengan harga lebih rendah.

Memahami perbedaan ini membantu bisnis merancang strategi pemasaran yang efektif untuk audiens mereka, baik itu perusahaan maupun individu.

Sudah Bisa Menerapkan Strategi Marketing B2B?

Demikian penjelasan mengenai marketing B2B yang bisa kamu terapkan di bisnis kamu. Tapi perlu diingat bahwa untuk mendapatkan hasil optimal dari pemasaran ini, kamu perlu memahami siapa yang menjadi target market kamu. 

Maka dari itu, kami menyarankan untuk menggunakan Adsumo. Sebab, Adsumo mempunyai fitur riset target audiens yang bisa kamu gunakan dengan mudah. Dengan Adsumo, kamu bisa menemukan target audiens yang tepat. Bahkan, bisa mendapatkan insight baru yang mungkin tidak pernah kamu pikirkan sebelumnya. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo langganan Adsumo sekarang juga!