Strategi Storytelling dalam Copywriting Strategi Storytelling dalam Copywriting

Kupas Tuntas Strategi Storytelling dalam Copywriting

Strategi storytelling dalam copywriting bisa dibilang seperti senjata rahasia buat kamu yang ingin membuat tulisan menyentuh hati pembaca. 

Dengan storytelling, kamu bisa bikin cerita yang relevan dan mengena di hati, sambil tetap menyampaikan pesan atau nilai produk yang kamu tawarkan. 

Jadi, apa sih sebenarnya strategi storytelling ini? Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas bagaimana caranya memanfaatkan strategi storytelling dalam copywriting. Yuk simak penjelasannya sampai akhir.

Apa Itu Storytelling dalam Copywriting?

Storytelling dalam copywriting adalah teknik menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan cerita. Bayangkan cerita ini sebagai jembatan yang menghubungkan informasi yang ingin kamu sampaikan dengan perasaan dan pikiran audiens.

Tujuannya storytelling yaitu membuat audiens lebih terlibat dan merespons pesan kamu dengan lebih positif. Alih-alih hanya menyajikan fakta atau data, storytelling mengajak audiens untuk ikut merasakan, membayangkan, dan berempati dengan cerita yang kamu buat.

Dengan storytelling, kamu nggak cuma menjual produk atau jasa, tapi juga menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan memikat bagi audiens.

Kenapa Storytelling dalam Copywriting Penting?

Mungkin, masih banyak di antara kita yang meragukan kekuatan storytelling dalam membuat copywriting. Berikut beberapa alasan mengapa storytelling itu penting:

Membangun Koneksi Emosional

Pernah tidak sih kamu nonton film atau baca buku yang membuat kamu terbawa suasana? Nah, storytelling dalam copywriting bekerja dengan cara yang mirip. 

Ketika kamu menggambarkan pengalaman nyata atau bahkan imajiner, audiens akan merasa lebih terhubung dengan brand kamu. Cerita yang kamu buat bisa jadi jembatan yang menghubungkan brand dengan emosi audiens.

Misalnya, kalau kamu punya bisnis yang jual produk kesehatan, daripada hanya menyebutkan manfaat produk, kamu bisa menceritakan kisah tentang seseorang yang merasakan perubahan besar setelah menggunakan produk tersebut. Hal ini akan membuat audiens merasa brand kamu itu relevan dan dekat dengan mereka.

Menginspirasi dan Menghibur

Cerita punya kekuatan yang luar biasa untuk menginspirasi dan menghibur. Ketika kamu merangkai narasi yang menarik, bisnis kamu bisa memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi konsumen. Cerita yang kuat dan penuh emosi dapat membuat brand kamu tetap diingat dalam waktu yang lama.

Coba deh, ingat lagi iklan-iklan yang pernah kamu lihat dan bikin kamu terkesan. Pasti ada cerita di balik iklan-iklan itu yang membuat kamu merasa terinspirasi atau terhibur. Dengan storytelling, kamu bisa menciptakan momen-momen seperti itu untuk brand kamu sendiri.

Baca Artikel Lainnya  Cara Membuat Copywriter Portfolio yang Keren dan Memikat

Memahami Nilai dan Misi

Storytelling juga menjadi tempat yang tepat untuk menyampaikan nilai dan misi perusahaan kamu dengan cara yang lebih memikat. Ketika kamu menyajikan nilai-nilai brand kamu dalam bentuk cerita, audiens bisa lebih mudah memahami dan meresapinya.

Sebagai contoh, jika brand kamu fokus pada keberlanjutan dan ramah lingkungan, kamu bisa menceritakan perjalanan brand kamu dalam mengurangi jejak karbon atau bagaimana produk kamu membantu mengurangi sampah. 

Cerita ini tidak hanya menjelaskan nilai-nilai brand kamu, tapi juga membantu menciptakan identitas yang kuat di mata konsumen.

Tips Menyusun Storytelling yang Menarik

Kalau kamu ingin cerita yang kamu buat dalam copywriting bener-bener berkesan, ada beberapa tips yang bisa banget kamu coba. Berikut beberapa strategi storytelling dalam copywriting yang menarik:

Kenali Audiens Kamu

Hal yang paling penting dalam menyusun storytelling adalah memahami siapa audiens kamu. Apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka suka, dan apa yang bikin mereka khawatir? Dengan mengenal audiens lebih dalam, kamu bisa menciptakan cerita yang benar-benar relevan dan menggugah minat mereka.

Misalnya, kalau audiens kamu adalah ibu rumah tangga yang sibuk, kamu mungkin bisa membuat cerita tentang bagaimana produk kamu membantu menghemat waktu mereka dalam rutinitas sehari-hari. Semakin kamu paham audiens, semakin mudah buatmu menyusun cerita yang memikat hati mereka.

Untuk mempermudah menemukan dan mengenali target audiens, kamu bisa memanfaatkan fitur Audience Targeting dari Adsumo. Fitur ini memungkinkan kamu untuk mengetahui target audiens dengan kata kunci tertentu dalam waktu yang sangat singkat. 

Mulai dengan Pengenalan Cerita yang Kuat

Pengenalan cerita menjadi bagian pertama yang mempengaruhi kesan awal. Mulailah dengan sesuatu yang langsung menarik perhatian. Bisa berupa sebuah pertanyaan yang memancing rasa penasaran, atau mungkin sebuah pernyataan yang mengundang emosi.

Misalnya, jika kamu mempromosikan aplikasi yang membantu mengatur keuangan, kamu bisa mulai dengan cerita tentang seseorang yang sering stres karena masalah keuangan dan bagaimana aplikasi kamu membantu mengubah hidupnya. 

Pengenalan yang kuat ini membuat audiens langsung fokus dan penasaran untuk melanjutkan membaca.

Tampilkan Konflik atau Tantangan

Untuk membuat cerita kamu tetap menarik, jangan lupa untuk menampilkan konflik atau tantangan. Ini adalah elemen yang bikin cerita jadi lebih seru dan membuat audiens tetap terlibat. 

Bayangkan cerita tanpa konflik seperti film tanpa aksi, pastinya membosankan, kan? Nah, kamu bisa menunjukkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh karakter dalam cerita kamu dan bagaimana produk atau layanan kamu bisa menjadi solusi.

Misalnya, jika kamu menjual produk perawatan kulit, ceritakan tentang seseorang yang mengalami masalah kulit parah dan bagaimana produk kamu berhasil mengatasinya. Konflik ini akan menciptakan ketegangan yang membuat audiens terus ingin tahu kelanjutannya.

Ajak Audiens Merasa Terlibat

Cerita yang bagus adalah cerita yang bisa membuat audiens merasa seolah-olah mereka bagian dari cerita itu. Gunakan unsur-unsur emosional untuk membuat mereka merasa terhubung. Kamu bisa menggunakan deskripsi yang detail dan bahasa yang menggugah perasaan.

Baca Artikel Lainnya  15 Tips Copywriting SEO, Bikin Peringkat Website dan Profit Melejit

Misalnya, ceritakan bagaimana seorang ibu merasa tertekan karena harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, dan bagaimana produk kamu mempermudah hidupnya. Dengan menyentuh emosi audiens, kamu membantu mereka merasa lebih dekat dengan cerita dan, tentu saja, dengan brand kamu.

Bangun ke Puncak Cerita

Setiap cerita punya puncaknya, sehingga bagian di mana ketegangan dan emosi mencapai titik tertinggi. Setelah menampilkan konflik, pastikan kamu membangun cerita menuju puncaknya. Tambahkan elemen yang meningkatkan ketegangan dan bikin audiens penasaran.

Misalnya, jika dalam cerita kamu ada karakter yang menghadapi berbagai rintangan sebelum akhirnya menemukan solusi, pastikan bagian ini penuh dengan drama dan emosi.

Setelah mencapai puncak, tunjukkan bagaimana solusi atau keberhasilan tercapai dan kaitkan dengan produk atau layanan kamu. Hal ini akan membuat audiens merasa puas dan mengerti bagaimana produk kamu berperan dalam menyelesaikan masalah.

Sertakan Call to Action (CTA) yang Jelas

Jangan lupa untuk menutup cerita dengan call to action (CTA) yang jelas. Setelah semua ketegangan dan emosi, audiens perlu tahu langkah selanjutnya. 

Apa yang kamu inginkan dari mereka setelah membaca cerita? Apakah mereka harus mengunjungi situs web kamu, mendaftar untuk uji coba gratis, atau membeli produk? CTA yang jelas akan memandu audiens untuk melakukan tindakan yang kamu inginkan.

Misalnya, setelah cerita tentang seseorang yang berhasil mengatasi masalah dengan bantuan produk kamu, ajak audiens untuk “Coba Sekarang” atau “Pelajari Lebih Lanjut” dengan tombol CTA yang mencolok.

Simpan Detail dan Konsistensi

Detail kecil dalam cerita bisa membuat perbedaan besar. Pastikan setiap elemen cerita konsisten dan mendukung pesan utama. 

Jika kamu menyebutkan fitur tertentu dari produk dalam cerita, maka pastikan detail tersebut konsisten dengan informasi yang ada di materi promosi lainnya. Konsistensi ini membantu membangun kepercayaan dan memastikan audiens tidak bingung.

Gunakan Visual yang Mendukung

Visual juga bisa jadi bagian penting dari storytelling. Jika memungkinkan, tambahkan gambar atau video yang mendukung cerita kamu. Visual yang relevan dapat membuat cerita lebih hidup dan membantu audiens membayangkan situasi dengan lebih jelas. 

Misalnya, gambar seseorang yang tersenyum bahagia setelah menggunakan produk kamu bisa menambah daya tarik cerita.

Periksa dan Revisi

Terakhir, jangan lupakan proses revisi. Setelah menyusun cerita, luangkan waktu untuk memeriksa dan memperbaiki jika ada yang kurang pas. Bacalah kembali cerita kamu dan pastikan semua elemen terintegrasi dengan baik. 

Tanyakan pada diri sendiri, apakah cerita ini sudah cukup menarik? Apakah pesan tersampaikan dengan jelas? Apakah audiens akan merasa terdorong untuk mengambil tindakan?

Ingin Menerapkan Storytelling dalam Copywriting?

Setelah mengulas berbagai aspek dari strategi storytelling dalam copywriting, semoga kamu kini lebih paham bagaimana cara memanfaatkan teknik ini untuk membuat cerita yang menarik dan efektif. 

Intinya, storytelling yang baik harus relevan dengan audiens, dimulai dengan pengenalan yang kuat, menampilkan konflik, dan diakhiri dengan CTA yang jelas.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kamu bisa menciptakan narasi yang tidak hanya memikat tetapi juga mendorong audiens untuk berinteraksi lebih lanjut.

Tapi ingat, storytelling tidak akan optimal apabila kamu salah membuat target audiens. Oleh karena itu, sebaiknya manfaatkan fitur Audience Targeting dari Adsumo untuk membantu menemukan ratusan interests, behaviours, dan demographics. Yuk berlangganan sekarang juga!