Copywriter Portfolio Copywriter Portfolio

Cara Membuat Copywriter Portfolio yang Keren dan Memikat

Portfolio adalah senjata pamungkas untuk menunjukkan kemampuan yang kamu miliki. Bagi copywriter, portfolio menjadi tempat untuk menampilkan karya yang pernah dibuat sebelumnya. 

Oleh karena itu, seorang copywriter harus memiliki kemampuan untuk membuat portfolio. Membuat copywriter portfolio sebenarnya tidak sulit, hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

Pada artikel Adsumo kali ini, kami akan memberikan panduan praktis membuat portfolio yang keren dan memikat. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini. 

Komponen dalam Copywriter Portfolio

Copywriter portfolio tidak hanya sekadar kumpulan contoh tulisan. Ada beberapa bagian utama yang harus kamu masukkan untuk memastikan portfolio yang kamu buat mampu menarik perhatian. Berikut beberapa komponen penting dalam portfolio. 

Profil

Meskipun kamu sudah mencantumkan profil di CV atau resume, penting banget untuk tetap menyediakan bagian khusus profil di dalam copywriter portfolio kamu. 

Dengan menampilkan profil di portfolio, maka kamu memiliki kesempatan untuk lebih menunjukkan siapa kamu sebenarnya dalam dunia copywriting. Deskripsikan dirimu dengan gaya yang mencerminkan kepribadian, keahlian, dan passion kamu di bidang ini.

Misalnya, jelaskan spesialisasi yang kamu miliki, pencapaian terbesar, atau proyek paling berkesan yang pernah kamu kerjakan. Apakah kamu lebih ahli dalam copywriting untuk iklan digital, atau mungkin lebih jago dalam membuat konten SEO? Semua itu bisa kamu ceritakan di bagian ini. 

Intinya, profil ini harus jadi pembuka yang memberikan gambaran umum tentang siapa kamu sebagai copywriter dan keahlian apa yang akan kamu tampilkan dalam portofolio.

Ingat, kemampuan copywriting kamu harus langsung tercermin dari profil ini. Bukan hanya sekadar kata-kata biasa, tapi bagaimana kamu bisa menulis pembukaan yang memikat dan membuat calon klien atau recruiter tertarik untuk terus membaca portofolio mu hingga akhir.

Karya

Nah, bagian inti dari copywriter portfolio tentu saja adalah karya-karya yang pernah kamu buat. Di sinilah kamu menampilkan hasil kerja nyata dari pengalamanmu di dunia copywriting. 

Karya-karya ini bisa berasal dari berbagai jenis pekerjaan yang pernah kamu lakukan, baik itu pekerjaan utama, freelance, part time, atau bahkan proyek personal yang pernah kamu kerjakan.

Ada beberapa jenis contoh tulisan yang sebaiknya kamu masukkan ke dalam portofolio, seperti:

  • Tulisan blog
  • Copy untuk iklan
  • Copy untuk website
  • Konten media sosial
  • SEO copywriting

Semakin beragam jenis copy yang kamu tampilkan, semakin menunjukkan bahwa kamu memiliki fleksibilitas dalam mengolah berbagai format tulisan. Misalnya, copywriting untuk konten media sosial perusahaan teknologi tentu memiliki gaya yang berbeda dengan copywriting untuk perusahaan fashion. 

Tampilkan variasi tersebut untuk menunjukkan bahwa kamu mampu menyesuaikan gaya penulisan dengan kebutuhan klien dari berbagai industri

Penutup

Bagian penutup juga tidak kalah penting. Di sini, kamu harus memasang call to action (CTA) yang menggugah pembaca untuk segera menghubungi kamu. Jangan ragu untuk meyakinkan mereka bahwa keahlian yang kamu tampilkan di dalam portofolio ini benar-benar sesuai dengan yang mereka cari. 

Sertakan kontak aktif seperti nomor telepon, email, atau akun media sosial agar mereka bisa dengan mudah menjangkau kamu.

Jika kamu memiliki website yang memuat contoh-contoh tulisan lain yang lebih lengkap, jangan lupa cantumkan juga link-nya di bagian ini. Tautan tersebut akan memberikan akses tambahan bagi calon klien atau rekruter untuk melihat lebih banyak karya yang telah kamu hasilkan.

Baca Artikel Lainnya  10 Tips A/B Testing Copy yang Efektif

Tips Membuat Copywriter Portfolio yang Mengesankan

Ada beberapa tips tambahan yang bisa membuat portfolio mu lebih menonjol dan menarik. Berikut penjelasannya. 

Selektif dalam Memilih Tulisan

Mungkin kamu merasa perlu menunjukkan semua jenis tulisan yang pernah kamu buat. Namun, penting untuk tetap selektif dalam memilih karya yang akan kamu masukkan ke dalam portofolio. HubSpot menyebutkan bahwa terlalu banyak jenis tulisan dalam satu portfolio bisa membuat calon klien atau rekruter kewalahan dalam mencerna semua isinya.

Lima hingga enam jenis tulisan seharusnya sudah cukup untuk menunjukkan bahwa skill copywriting kamu beragam tanpa membuat portfolio terlihat berantakan. Pilih karya yang benar-benar menggambarkan kualitas terbaik dan relevan dengan jenis pekerjaan yang kamu incar.

Tambahkan Testimoni atau Studi Kasus

Testimoni dari klien atau atasan sebelumnya bisa jadi nilai plus yang meningkatkan kredibilitas portfolio. Testimoni ini tidak hanya membuktikan kemampuan teknis kamu, tapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana kamu bekerja secara profesional. 

Kamu bisa memasukkan testimoni dalam format video atau review tertulis, lengkap dengan profil singkat dari orang yang memberikan testimoni tersebut.

Selain itu, studi kasus juga bisa menjadi cara efektif untuk menonjolkan proses kreatif dan kemampuan pemecahan masalah kamu. Misalnya, ceritakan bagaimana kamu menghadapi sebuah tantangan dalam proyek tertentu, solusi apa yang kamu tawarkan, dan bagaimana hasil akhirnya.

Perhatikan Desain dan Presentasi

Meski ini adalah portfolio copywriting, jangan abaikan aspek visualnya. Desain yang rapi dan menarik membuat portfolio mu lebih nyaman dibaca. Pastikan layout yang tidak berantakan, pilih kombinasi warna yang nyaman di mata, dan hindari penggunaan font yang sulit dibaca.

Portfolio yang baik bukan hanya soal tulisan, tapi juga bagaimana kamu mempresentasikan tulisan tersebut dengan cara yang mudah dipahami dan menyenangkan bagi pembaca. Desain yang estetis dan profesional akan memberi kesan positif sejak awal.

Copywriter Portfolio untuk yang Pernah Bekerja

Belum punya banyak pengalaman kerja? Jangan khawatir, kamu masih bisa membuat copywriter portfolio yang menarik dengan beberapa alternatif berikut:

Buat website sendiri

Manfaatkan platform website builder gratis untuk membuat website pribadi tempat kamu bisa memamerkan karya-karya terbaikmu.

Kirim tulisan ke media

Meski harus melalui proses seleksi, mengirim tulisan ke media adalah cara yang bagus untuk menunjukkan bahwa tulisanmu telah memenuhi standar publikasi tertentu.

Kerjakan mockup project

Buatlah proyek fiktif dari brand imajiner dan tampilkan hasil copywriting terbaik yang kamu bisa. Hasilnya bisa kamu pamerkan dalam portfolio.

Ikut volunteer atau tawarkan jasa gratis

Jika kamu tidak keberatan bekerja secara cuma-cuma, tawarkan jasa copywriting untuk organisasi nonprofit atau usaha kecil yang butuh bantuan. Hal ini nggak hanya menambah pengalaman, tapi juga membantu orang lain dengan kemampuan yang kamu miliki.

Contoh Copywriter Portfolio yang Memikat

Berikut beberapa contoh copywriter portfolio yang bisa buat referensi kamu:

Terri Lively Copywriting

(Sumber: https://glints.com)

Terri Lively adalah contoh sempurna bagaimana media sosial bisa menjadi platform yang efektif untuk berbagi portofolio copywriter. Alih-alih hanya menggunakan website, Terri memanfaatkan Pinterest sebagai etalase digital untuk menampilkan karya-karyanya. 

Pinterest dengan format visualnya yang menarik, memungkinkan Terri untuk menyajikan copywriting portfolio dalam bentuk yang lebih dinamis dan inspiratif.

Namun, tidak berhenti di sana. Terri juga membagikan tulisan-tulisannya melalui blog yang terintegrasi di situsnya. Dengan menyajikan hasil karya langsung di landing page, dia menciptakan pengalaman yang mengundang pengunjung untuk langsung terlibat. 

Baca Artikel Lainnya  Perbedaan Content Writing dan Copywriting yang Belum Banyak Orang Tahu

Strategi ini membuat orang-orang otomatis tertarik melihat lebih jauh, tanpa perlu melakukan banyak klik.

Selain teks, Terri memperkaya portofolionya dengan foto-foto yang dipilih secara cermat. Foto-foto ini memberikan gambaran visual yang relevan dengan copywriting-nya, sekaligus menambah daya tarik visual keseluruhan portofolio. 

Pendekatan ini bisa kamu tiru saat membangun copywriter portfolio milikmu sendiri, apalagi jika kamu ingin menonjolkan sisi kreatif yang lebih visual.

Jennifer Locke Writes

(Sumber: https://glints.com)

Jika kamu mencari inspirasi untuk portofolio yang sederhana namun efektif, Jennifer Locke Writes bisa jadi contoh yang pas. Jennifer memilih desain yang sangat sederhana untuk portfolio miliknya, namun tetap memberikan kesan yang menarik bagi pengunjung. Kesederhanaan desain ini justru membuat keseluruhan portofolio terlihat rapi dan profesional.

Jennifer merancang situsnya dengan navigasi yang mudah dipahami. Tombol-tombol seperti home, service, about, blog, dan contact disusun dengan baik, sehingga pengunjung bisa dengan cepat menemukan informasi yang mereka cari. 

Hal ini penting dalam membuat pengalaman pengguna yang baik, karena pengunjung tidak akan merasa kebingungan saat menjelajahi portofolio milik Jennifer.

Kesederhanaan ini juga tercermin dalam penataan blognya. Blog tersebut tidak penuh dengan elemen-elemen yang membingungkan, melainkan tampil dengan bersih dan minimalis. Desain seperti ini bisa menjadi inspirasi buat kamu yang ingin membangun portfolio yang mudah diakses namun tetap menarik secara visual.

Davina van Buren

(Sumber: https://glints.com)

Davina van Buren tidak hanya seorang copywriter, tetapi juga seorang traveler dan jurnalis. Hal ini memberinya kesempatan untuk membuat portfolio yang sangat beragam, mencakup berbagai bidang keahlian. Jika kamu menginginkan portofolio yang kaya akan konten dan kategori, Davina bisa menjadi contoh yang sempurna.

Salah satu hal yang menarik dari portofolio Davina adalah bagaimana dia membagi karyanya ke dalam beberapa kategori, seperti content marketing strategist dan brand development partner. Hal ini membantu pengunjung menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan lebih cepat dan efisien. 

Kategori-kategori ini juga memberikan kesan bahwa Davina memiliki keahlian di berbagai bidang, membuat portofolionya lebih komprehensif.

Selain itu, situsnya sangat rapi dan terstruktur dengan baik, memastikan bahwa setiap bagian mudah diakses. Kamu bisa mencontoh pendekatan ini untuk membangun copywriter portfolio yang terorganisir dengan baik, terutama jika kamu memiliki pengalaman di berbagai bidang yang berbeda. 

Dengan membuat kategori-kategori yang jelas, kamu mempermudah calon klien dalam menjelajahi portofolio.

Jose Benitez Copywriter

(Sumber: https://glints.com)

Jose Benitez membawa seni copywriting ke level yang lebih tinggi dengan permainan kata-kata yang cerdas. Dari awal membuka situsnya, kamu akan disambut dengan kalimat yang penuh semangat dan memikat: “scroll down to see sweat, blood, and tears.” Pernyataan ini langsung membangun rasa penasaran dan membuat pengunjung ingin tahu lebih jauh.

Jose benar-benar paham bagaimana memanfaatkan kekuatan kata-kata untuk menciptakan pengalaman yang menarik bagi pengunjung. Dengan bermain-main dengan kalimat yang menggelitik rasa ingin tahu, dia berhasil membuat pengunjung terus scroll down dan menjelajahi lebih dalam karya-karyanya. 

Hal ini adalah contoh copywriter portfolio yang sangat cocok buat kamu yang ingin menonjolkan keahlian bermain kata-kata dan menciptakan kesan yang kuat sejak awal.

Selain permainan kata-kata, Jose juga tidak melupakan elemen visual. Desain portofolionya sangat selaras dengan teks yang dia tulis, menciptakan pengalaman yang kohesif dan memikat. Jika kamu adalah seseorang yang suka bereksperimen dengan bahasa dan ingin membuat copywriter portfolio yang berbeda dari yang lain, Jose Benitez bisa menjadi inspirasi yang tepat.

Sudah Bisa Membuat Copywriter Portfolio Sendiri?

Setelah melihat berbagai contoh copywriter portfolio, kamu pasti sudah mendapatkan gambaran bagaimana membangun portofolio yang memikat. Mulai dari desain yang sederhana hingga permainan kata-kata yang kreatif, semuanya bisa disesuaikan dengan gaya dan keahlianmu. 

Intinya, buatlah portofolio yang mencerminkan dirimu sebagai seorang profesional, dan pastikan pengunjung tertarik sejak pandangan pertama.Ikuti terus artikel dari Adsumo untuk dapatkan informasi dan tips menarik lain seputar copywriting.