Kesalahan umum dalam copywriting bisa jadi mimpi buruk buat kamu yang lagi berusaha menarik perhatian audiens. Bayangin, sudah bikin copy dengan penuh semangat, tapi hasilnya malah bikin calon pelanggan kabur.
Sayang banget, kan? Nah, salah satu masalah terbesar yang sering terjadi dalam copywriting adalah pesan yang ingin disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan audiens. Alih-alih membuat mereka tertarik, kamu malah bikin mereka bingung atau bahkan tidak peduli.
Jadi, penting banget buat kamu tahu apa saja kesalahan yang sering muncul dalam copywriting. Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki strategi dan menghindari jebakan yang sama. Yuk, kita bahas lebih dalam biar copywriting kamu makin tajam dan efektif!
Kesalahan Umum dalam Copywriting
Ada beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam membuat copywriting. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Tidak Mempelajari Target Audiens
Salah satu kesalahan umum dalam copywriting yang paling fatal adalah tidak mempelajari target audiens. Bayangkan kamu sedang berbicara dengan orang yang sama sekali tidak kamu kenal, tentu saja percakapan itu akan terasa canggung dan tidak nyambung.
Begitu pula dalam copywriting, kamu perlu memahami siapa target audiens yang akan membaca atau mendengar pesanmu. Apakah mereka kaum milenial yang melek teknologi? Atau mungkin mereka adalah ibu rumah tangga yang sibuk? Setiap kelompok memiliki karakteristik demografis, preferensi, dan kebutuhan yang berbeda.
Kalau kamu tidak mengenali target audiens, pesan yang kamu sampaikan bisa jadi tidak relevan atau bahkan tidak efektif sama sekali. Misalnya, menggunakan bahasa formal untuk audiens muda yang lebih suka gaya bahasa santai dan kekinian.
Untuk menghindari kesalahan ini, kamu perlu melakukan riset mendalam tentang audiens. Kenali apa yang mereka butuhkan, bagaimana mereka berbicara, dan apa yang bisa membuat mereka tertarik.
Berbicara mengenai riset audiens, Adsumo hadir dengan fitur canggih yang mempermudah kamu untuk menemukan target audiens sekaligus mempelajari keterkaitan, perilaku, dan demografi audiens.
Tidak Menarik Perhatian dengan Headline
Headline adalah pintu gerbang yang menentukan apakah pembaca akan melanjutkan membaca atau tidak. Kesalahan yang sering terjadi adalah membuat headline yang tidak menarik. Padahal, headline yang menarik adalah kunci untuk memikat perhatian pembaca di tengah lautan informasi yang membanjiri mereka setiap hari.
Bayangkan headline sebagai pengait yang harus bisa membuat pembaca penasaran. Kalau headline-nya biasa saja, pembaca akan lewat begitu saja tanpa rasa tertarik. Jadi, penting banget buat kamu menciptakan headline yang unik, menarik, dan mampu menggugah rasa ingin tahu pembaca.
Misalnya, dibandingkan dengan headline “Tips Memilih Produk Kecantikan”, kamu bisa membuatnya lebih menarik dengan “Rahasia Memilih Produk Kecantikan yang Cocok untuk Kulitmu”. Lebih personal dan bikin penasaran, kan?
Tidak Menyampaikan Keunikan
Kesalahan umum lainya dalam copywriting lainnya adalah tidak menyampaikan nilai unik dari produk atau jasa yang ditawarkan. Padahal, dalam pemasaran digital yang kompetitif ini, kamu harus bisa menonjolkan apa yang membuat produk atau jasamu berbeda dari yang lain.
Tanpa nilai unik yang jelas, pesan yang kamu sampaikan akan tenggelam di antara banyaknya pilihan yang ada di pasaran.
Misalnya, jika kamu menawarkan produk skincare, penting untuk menjelaskan apa yang membuat produkmu lebih unggul dibandingkan dengan produk serupa lainnya. Apakah kandungannya yang alami? Atau mungkin teknologi canggih yang digunakan dalam pembuatannya? Jangan biarkan calon pelanggan bertanya-tanya, jelaskan dengan tegas nilai unik yang kamu tawarkan.
Tidak Menjelaskan Manfaat dengan Jelas
Dalam copywriting, kesalahan umum lainnya adalah fokus pada fitur produk tanpa menjelaskan manfaat yang akan diperoleh oleh pelanggan.
Fitur mungkin terdengar menarik bagi tim pengembang produk, tetapi bagi konsumen, manfaat yang lebih penting. Mereka ingin tahu, bagaimana produk ini bisa membantu mereka atau memecahkan masalah mereka.
Sebagai contoh, jika kamu menjual smartphone dengan kamera canggih, jangan hanya bicara soal resolusi kameranya. Jelaskan bagaimana kamera tersebut bisa membantu mereka mengambil foto-foto indah yang bisa dikenang seumur hidup. Fokus pada hasil akhir yang diinginkan konsumen, bukan sekadar spesifikasi teknis.
Tidak Menggunakan Call to Action yang Jelas
Call to action (CTA) adalah instruksi yang memberitahu pembaca apa yang harus dilakukan setelah membaca copywriting. Kesalahan umum dalam copywriting adalah tidak menyertakan CTA yang jelas, sehingga calon pelanggan bingung tentang langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Padahal, tanpa CTA yang jelas, semua usaha yang sudah kamu lakukan bisa jadi sia-sia.
Misalnya, setelah menjelaskan semua manfaat produkmu, akhiri dengan instruksi yang konkret seperti “Dapatkan sekarang dengan harga spesial!” atau “Daftar hari ini untuk mendapatkan penawaran eksklusif!”. CTA yang kuat akan membantu mengarahkan pembaca untuk mengambil tindakan yang kamu inginkan, apakah itu membeli produk, mendaftar, atau mengunjungi situs webmu.
Tidak Menggunakan Bukti Sosial
Bukti sosial seperti testimoni atau ulasan pelanggan adalah elemen penting dalam membangun kepercayaan.
Kesalahan dalam copywriting adalah tidak menggunakan atau menonjolkan bukti sosial secara efektif. Padahal, calon pelanggan cenderung lebih percaya pada pengalaman orang lain dibandingkan dengan klaim yang hanya berasal dari brand itu sendiri.
Jika kamu memiliki testimoni dari pelanggan yang puas, tampilkan dengan jelas dalam copywriting. Misalnya, tambahkan kutipan dari pelanggan yang mengatakan bagaimana produk itu telah membantu mereka.
Bukti sosial ini bisa menjadi pendorong kuat bagi calon pelanggan untuk merasa lebih yakin dalam mengambil keputusan membeli.
Tidak Mengoptimalkan SEO
Dalam era digital ini, copywriting yang baik juga harus dioptimalkan untuk mesin pencari (SEO). Kesalahan umum yang sering terjadi adalah tidak melakukan riset keyword yang tepat, tidak mengoptimalkan tag meta, atau tidak menyertakan tautan internal yang relevan.
Akibatnya, copywriting yang kamu buat tidak muncul di hasil pencarian, sehingga sulit ditemukan oleh calon pelanggan.
Mengoptimalkan SEO tidak hanya tentang menjejalkan kata kunci sebanyak-banyaknya, tetapi lebih pada menyusun konten yang relevan dan bermanfaat bagi audiens sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip SEO.
Pastikan kamu menggunakan kata kunci yang tepat dan menyusunnya secara alami dalam teks, serta memperhatikan elemen-elemen lain seperti judul, deskripsi, dan tautan.
Tidak Mengedit dan Memperbaiki Kesalahan
Kesalahan umum dalam copywriting lainnya adalah tidak melakukan editing dan pengecekan terhadap kesalahan sebelum copywriting tersebut dipublikasikan. Kesalahan tata bahasa, ejaan, atau bahkan penulisan yang kurang rapi bisa merusak citra profesionalitas brand-mu.
Meskipun kamu merasa copywriting sudah bagus, tetap saja penting untuk melakukan pengecekan ulang agar tidak ada kesalahan yang terlewatkan.
Namun, perlu diingat juga bahwa tidak semua copywriting harus mengikuti aturan tata bahasa yang kaku. Sesuaikan gaya penulisan dengan audiens dan konteks promosi.
Terkadang menggunakan bahasa yang lebih kasual atau santai justru bisa membuat copywriting lebih relatable dan menarik bagi audiens tertentu. Sesuaikan gaya bahasa dengan target audiens agar copywriting yang dibuat lebih efektif.
Terlalu Sering Menggunakan Jargon Perusahaan
Meskipun kamu ingin memperkuat identitas brand dengan menggunakan jargon perusahaan, terlalu sering menggunakan jargon justru bisa menjadi bumerang.
Jargon yang terlalu kaku atau sulit dipahami bisa membuat audiens merasa asing dan tidak terhubung dengan pesan yang ingin kamu sampaikan.
Sebagai gantinya, coba gunakan bahasa yang lebih sederhana dan padanan kata yang bisa lebih mudah dimengerti oleh audiens luas. Jika kamu harus menggunakan jargon, pastikan untuk menjelaskannya dengan cara yang jelas dan tidak membingungkan.
Membuat Copy Terlalu Panjang
Kesalahan umum dalam copywriting yang terakhir adalah membuat copy yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Meskipun kamu ingin memberikan informasi yang lengkap, penting untuk tetap memperhatikan panjang copy tersebut.
Audiens biasanya tidak punya banyak waktu untuk membaca teks yang panjang, terutama jika informasi tersebut bisa disampaikan dengan lebih singkat dan jelas.
Cobalah untuk menyusun copy yang padat, informatif, dan mudah dipahami. Fokus pada poin-poin penting yang benar-benar relevan dengan audiens, dan hindari penjelasan yang terlalu rumit. Ingat, dalam copywriting, sering kali lebih sedikit itu lebih baik.
Inilah Contoh Copywriting yang Baik dan Buruk
Contoh Copywriting yang Baik
Judul: “Rasakan Keajaiban Alam dalam Setiap Langkah Kamu”
Copywriting:
Pernah merasa kalau rutinitas harian mulai terasa membosankan? Ingin melarikan diri sejenak dan menemukan kembali semangat petualanganmu?
Dengan produk kami, kamu bisa merasakan keajaiban alam tanpa harus jauh-jauh pergi. Produk ini nggak cuma mendukung gaya hidup aktifmu, tapi juga membawa kamu lebih dekat dengan alam.
Nikmati momen-momen indah di alam terbuka, temukan spot-spot tersembunyi, dan hadapi tantangan baru setiap harinya. Produk kami, dengan kualitas premium dan desain yang elegan, siap menemani perjalananmu. Yuk, siapkan diri untuk pengalaman yang luar biasa dan nikmati kebebasan sejati di alam terbuka!
Contoh Copywriting yang Buruk
Judul: “Diskon Besar! Beli Sekarang!”
Copywriting:
Jangan lewatkan kesempatan ini! Produk kami sedang diskon besar-besaran, jadi buruan beli sekarang sebelum kehabisan. Kami jamin kamu bakal puas dengan produk ini karena kualitasnya yang bagus banget.
Nggak ada waktu lagi buat ragu, ambil ponselmu dan klik tombol beli sekarang juga! Jangan sampai ketinggalan, stok sangat terbatas. Kami janji kamu nggak akan kecewa. Ayo, segera bertindak sebelum terlambat!
Analisis
Pada contoh copywriting yang baik, kamu bisa lihat bahwa fokus utamanya adalah membangun hubungan emosional dengan pembaca. Bahasa yang digunakan mengajak pembaca untuk membayangkan pengalaman menyenangkan dan menghubungkan produk dengan gaya hidup aktif serta keindahan alam.
Copywriting ini menyampaikan manfaat produk dengan jelas dan menciptakan perasaan bahwa produk tersebut dapat membuat hidup pembaca lebih baik. Dengan kata lain, kamu merasa tertarik dan ingin tahu lebih lanjut, bukan sekadar disuruh membeli.
Di sisi lain, contoh copywriting yang buruk terlalu fokus pada ajakan langsung untuk membeli tanpa memberikan konteks atau alasan yang kuat mengapa produk tersebut layak dibeli. Pesan yang disampaikan terlalu mendesak dan terkesan memaksa, tanpa memberikan informasi tentang keunikan atau manfaat produk yang bisa menarik perhatian pembaca.
Akibatnya, copywriting ini cenderung membuat pembaca merasa tertekan, alih-alih termotivasi untuk membeli.
Hindari Kesalahan Umum dalam Copywriting Mulai Sekarang!
Mulai sekarang, jangan biarkan kesalahan umum dalam copywriting menghalangi kesuksesanmu. Dengan memahami target audiens, membuat headline yang menarik, menonjolkan nilai unik, dan selalu menyertakan CTA yang jelas, kamu bisa menciptakan copywriting yang efektif dan memikat.
Ingat, setiap kata yang kamu pilih bisa menjadi kunci untuk menarik perhatian dan membangun koneksi dengan calon pelanggan. Jadi, perhatikan setiap detail dan pastikan pesanmu sampai dengan tepat.
Selain itu, untuk menunjang kesuksesan kamu dalam membuat copy, tidak ada salahnya untuk berlangganan Adsumo. Sebab, Adsumo menghadirkan berbagai fitur canggih yang bisa mengoptimalkan copywriting yang kamu buat.
Ada fitur dashboard & report, ads manager, audience research, dan lain sebagainya. Tunggu apa lagi? Yuk langganan Adsumo sekarang juga!