Contoh KPI Digital Marketing Contoh KPI Digital Marketing

7 Contoh KPI Digital Marketing Untuk Ukur Kesuksesan Campaign

Kesuksesan campaign digital marketing ga cuma diukur dari banyaknya orang yang melihat iklanmu atau jumlah like yang kamu dapatkan di media sosial. 

Untuk memahami sejauh mana campaign kamu berhasil, kamu perlu menggunakan KPI (Key Performance Indicators).

Dengan menggunakan KPI, kamu akan tahu bagian dari strategi digital marketing-mu yang sudah berjalan dengan mulus atau masih perlu diperbaiki.

Tapi, dengan begitu banyaknya KPI, manakah yang perlu kamu ukur?

Nah, di sini kita akan membahas berbagai contoh KPI digital marketing yang harus kamu ketahui dan ukur saat menjalankan campaign. Ingin tahu detailnya? Yuk simak sampai akhir!

Apa itu KPI?

KPI atau Key Performance Indicator adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan suatu campaign dalam mencapai tujuan tertentu. 

Dalam konteks digital marketing, KPI bisa membantumu mengetahui seberapa efektif strategi pemasaran yang kamu jalankan.

Tujuan utama penggunaan KPI adalah untuk memastikan bahwa setiap usaha dan resources yang kamu investasikan dalam campaign digital marketing bisa membuahkan hasil yang diinginkan.

Selain itu, manfaat KPI adalah membantumu membuat keputusan objektif berdasarkan data. Jadi, kamu bisa mengalokasikan waktu dan uang ke strategi yang lebih efektif.

Berikut adalah beberapa langkah untuk mengimplementasikan KPI:

  1. Tentukan Tujuan Kampanye: Sebelum menetapkan KPI, pastikan kamu sudah jelas dengan tujuan dari kampanye digital marketingnya. Apakah tujuannya untuk meningkatkan brand awareness, menghasilkan leads, atau meningkatkan penjualan?
  2. Pilih KPI yang Relevan: Pilih KPI yang paling relevan dengan tujuan kampanye kamu. Misalnya, jika tujuan kamu adalah meningkatkan penjualan, KPI yang relevan adalah conversion rate atau revenue.
  3. Monitor Progress KPI: Gunakan alat seperti Google Analytics, SEMrush, atau alat CRM untuk memonitor KPI. Sehingga kamu bisa mendapatkan datanya secara akurat dan real-time.

7 Contoh KPI Digital Marketing yang Penting

Berikut adalah beberapa contoh KPI yang perlu kamu ukur di dalam campaign digital marketing:

Organic Website Traffic

Organic website traffic adalah jumlah pengunjung yang datang ke websitemu melalui hasil pencarian organik di search engine seperti Google, tanpa melalui iklan.

Baca Artikel Lainnya  7 Manfaat Facebook Ads: Jangkau Pelanggan hingga Raih Cuan

Jadi, mereka mencari kata kunci tertentu yang relevan dengan kontenmu, kemudian mengklik salah satu hasil pencarian yang mengarahkan mereka ke websitemu.

Mengukur organic traffic sangat penting bagi digital marketer karena jumlah organic traffic menunjukkan seberapa baik campaign Search Engine Optimization (SEO) yang kamu jalankan. Jika traffic-nya meningkat, artinya strategi SEO kamu berhasil.

Untuk melihat jumlah organic traffic, kamu bisa menggunakan alat seperti Google Analytics, SEMRush, atau Ahrefs.

Click-Through Rate (CTR) 

Click-Through Rate (CTR) adalah persentase jumlah orang yang mengklik iklanmu dibandingkan dengan jumlah total orang yang melihat iklannya.

Kamu bisa menghitung CTR secara manual dengan rumus berikut:

CTR = (Jumlah Klik/Jumlah Tayangan) × 100

Misalnya, jika iklan kamu mendapatkan 50 klik dan 1000 tayangan, maka CTR-nya adalah:

CTR = (50/1000) × 100  

CTR= 5%

Tapi tenang, kamu tidak perlu menghitungnya secara manual. Jika kamu ingin mengukur CTR website, kamu bisa melihatnya di Google Search Console. Untuk iklan di Google Ads, kamu bisa menggunakan Google Ads Manager.

Sedangkan jika kamu beriklan di media sosial seperti Facebook, kamu bisa menggunakan Facebook Ads Manager.

Monthly New Leads

Monthly new leads adalah jumlah prospek baru atau calon pelanggan potensial yang kamu peroleh setiap bulan melalui berbagai aktivitas digital marketing.

Dengan mengukur jumlah leads bulanan, kamu bisa tahu dari mana saja leads tersebut berasal, sehingga kamu bisa fokus pada channel atau strategi yang paling efektif.

Untuk mengukur jumlah leads baru, kamu bisa menggunakan alat CRM seperti HubSpot, Salesforce, atau Zoho. Atau, kamu juga bisa memakai alat gratis seperti Google Analytics.

Cost per Lead (CPL)

Cost per Lead (CPL) adalah metrik yang mengukur biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu lead baru.

Dengan mengukur CPL, kamu akan paham seberapa efisien budget pemasaranmu dalam menghasilkan prospek baru.

KPI ini bisa dihitung dengan rumus berikut:

CPL= Total Biaya Pemasaran/Jumlah Leads

Misalnya, jika kamu menghabiskan Rp10 juta untuk menjalankan kampanye iklan di Facebook dan mendapatkan 50 leads, maka CPL-nya adalah:

CPL= Rp10 juta/50

CPL= Rp200 ribu

Untungnya, jika kamu beriklan di Facebook atau Instagram, (lagi-lagi) kamu bisa mengecek indikator ini melalui Facebook Ads Manager.

Baca Artikel Lainnya  5 Cara Mempromosikan Halaman Facebook Bisnis, Auto Rame!

Cost per Acquisition (CPA)

Cost per Acquisition (CPA) adalah metrik yang mengukur rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh satu pelanggan baru.

CPA dapat memberikan gambaran tentang seberapa efisien anggaran pemasaran kamu dalam mengubah leads menjadi pelanggan. Semakin rendah biayanya, maka semakin efisien anggaran yang kamu keluarkan.

Untuk menghitung CPA, kamu bisa menggunakan rumus berikut: 

CPA= Total Biaya Pemasaran/Jumlah Konversi

Contohnya, jika kamu menghabiskan Rp10 juta untuk campaign digital marketing dan mendapatkan 100 pembeli, maka CPA-nya adalah:

CPA= Rp10 juta/100

CPA= Rp100 ribu

Share of Voice (SoV)

Share of Voice (SoV) adalah metrik yang mengukur seberapa porsi “perhatian” yang brandmu dapatkan dari audiens di pasar dibandingkan dengan pesaing.

Bentuk perhatian ini pun bermacam-macam, contohnya seperti mention di media sosial, tingkat engagement, jumlah iklan yang dilihat.

Semakin besar SoV yang kamu miliki, semakin besar juga kemungkinan bisnismu dikenal oleh target audiens dibandingkan para kompetitor.

Untuk mengukur SoV, kamu bisa menggunakan alat seperti Hootsuite atau Sprout Social. Selain itu, kamu juga bisa menghitungnya secara manual dengan rumus ini:

SoV= (Jumlah impressions brandmu/Total impressions di pasar) × 100

Jadi, jika iklanmu mendapat 5000 impressions dari total 25000 impressions di pasar, maka SoV-nya adalah:

SoV= (5000/25000) × 100

SoV= 20%

Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari investasi tertentu.

Dalam konteks digital marketing, ROI bisa membantumu memahami seberapa efektif anggaran digital marketing yang dikeluarkan dalam menghasilkan pendapatan.

Ini adalah rumus untuk menghitung ROI:

ROI= ((Pendapatan dari campaign − Total biaya marketing) / Total biaya marketing) ×100

Nah, jika campaign-mu menghasilkan uang sebesar Rp10 juta dengan total biaya pemasaran sebesar Rp5 juta, maka ROI-nya adalah:

ROI= ((Rp10 juta − Rp5 juta) / Rp5 juta) × 100

ROI= 100%

Kesimpulan

KPI adalah salah satu bagian terpenting dalam campaign digital marketing, karena alat ini dapat mengukur efektivitas sekaligus tingkat keberhasilan dari kampanye yang dijalankan.

Pastikan kamu menyesuaikan KPI yang diukur dengan jenis campaign-nya. Contohnya, jika kamu menjalankan campaign SEO, maka KPI yang penting adalah organic traffic. Sedangkan jika kamu menjalankan campaign SEM, maka KPI yang penting adalah CPA.

Ingin belajar lebih banyak tentang bisnis online dan digital marketing? Yuk ikuti terus artikel-artikel di blog Adsumo!